Pancasila adalah pengerat bangsa, ini artinya menurut ahli

Pancasila adalah pengerat bangsa, ini artinya menurut ahli

pancasila

Apa saja contoh sikap yang tidak sesuai dengan Pancasila?

Pancasila sebagai dasar negara sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ini juga termasuk perilaku dan perilaku.

Di halaman 24 Topik 1 kelas tema kelas 5, teman-teman belajar contoh-contoh yang sesuai dengan sikap Pancasila.

Kemudian, di buku tema kelas 5, tema 1, halaman 26, kita akan mencari contoh sikap yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Dari perintah pertama sampai kelima, apa saja contoh yang tidak sesuai dengan sikap Pancasila?

Contoh sikap yang tidak sejalan dengan Pancasila

1. Sila pertama: Keyakinan saja

– Tidak menghargai keyakinan dan keyakinan orang lain.

Keyakinan lain tidak dapat ditoleransi. Intoleransi adalah kebalikan dari toleransi.

– Mendiskriminasi atau mendiskriminasi orang lain berdasarkan keyakinan mereka.

– Menyebarkan berita bohong yang bisa mengadu domba umat beragama.

2. Perintah Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

– Suka membedakan teman.

– Tidak suka membantu orang lain.

– Tidak menghargai kepentingan orang lain.

– Curang.

– tidak sopan.

– Memiliki karakter arogan.

3. Perintah ketiga: persatuan Indonesia

– Tidak ada patriotisme.

– Simulasikan atribut nasional seperti bendera merah putih.

– Tidak menghargai upaya dan layanan pahlawan.

– Lupakan sejarah bangsa Indonesia.

– Tidak ada kebanggaan terhadap bangsa Indonesia.

4. Perintah keempat: Para deputi harus mengutamakan hikmat dan orang-orang terlebih dahulu.

– Untuk memaksakan kehendak pada orang lain.

– Mengutamakan kepentingan pribadi untuk kepentingan umum.

– Tidak mau berunding dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah bersama.

– Tidak ada rasa tanggung jawab.

– Egois dan mudah marah karena emosi.

– Menerima keputusan orang lain dengan lapang dada memang tidak mudah.

5. Perintah Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

– Terlibat dalam perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

– Menghancurkan fasilitas umum seperti halte, tempat duduk umum, toilet umum, lampu jalan, dll.

– Tidak suka mengantri.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mampu mengamalkan dasar negara Pancasila

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mampu mengamalkan dasar negara Pancasila.

– Korupsi. Korupsi semakin kaya dari uang yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum.

Nah, itulah contoh sikap yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Sikap-sikap di atas adalah sikap yang keji dan tidak boleh pada kita, ya teman-teman!

Pancasila sebagai ideologi futuristik dan landasan arah dan tujuan pembangunan negara, sebenarnya telah memperingatkan kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia.

Buffer Penggabungan Jakarta Sulit Dicapai, Ketua Panitia DPRD DKI Tawarkan Solusinya
Anies siap melanjutkan pekerjaan Presiden Jokowi

Anggota DPD RI Fahira Idris mengatakan, Pancasila jelas menginginkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi mandiri yang tidak bergantung dan dikendalikan oleh fluktuasi harga dan pasar, terutama di negara maju.

“Pancasila mengingatkan kita semua bahwa krisis pangan akan melanda dunia selamanya. Oleh karena itu, Pancasila ingin negara ini tumbuh menjadi negara yang ekonominya mandiri,” kata Fahila dalam keterangan tertulis, Senin (18/7).

Soal pangan, lanjut Senator DKI Jakarta, Pancasila tidak lagi melihat ke dalam atau melihat ke dalam, tetapi melihat ke luar atau mampu berkontribusi dalam penyediaan pangan dunia.

Keyakinan ini selalu dipegang oleh para pendiri negara sebagai perumus Pancasila karena potensi dan kekayaan Indonesia yang melimpah. Sebagai negara kepulauan dan negara agraris yang subur, kekuatan ekonomi Indonesia yang sesungguhnya terletak pada sektor pangan.

“Makanya, basis ekonomi Indonesia justru mengutamakan produksi pangan dan perluasan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan,” katanya.

Pada tahun ajaran 2022/2023, pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Mengemudi SMPN 1 Jogonalan Kabupaten Klaten menjadi motor penggerak terwujudnya profil siswa Pancasila yang cerdas dan individual. MPLS beroperasi dari Senin hingga Sabtu (16/11/7).

“872 siswa Kelas 7, VIII dan IX mengikuti MPLS. Khusus untuk Kelas VII ada 288 siswa baru,” kata Kepala SMPN 1 Jogonalan Endah Sulistyowati, Sabtu (16/7).

MPLS mengutamakan implementasi profil mahasiswa Pancasila melalui kegiatan gotong royong dan karya berupa lampion dari botol air mineral bekas. Kemudian diserahkan kepada komunitas Peduli Sungai Poitan di Desa Jagalan, Kecamatan Karang Nongke.

berita menarik lainnya
Bekerja di perusahaan AS dan tinggal di Medan

“Dengan demikian, Sungai Poitan adalah sungai makanan SMPN 1 Jogonalan. Dikelola melalui Program Siswa Keperawatan Sungai, atau siswa turun ke sungai,” tambah Enda.

MPLS juga diisi dengan materi wiyata mandala untuk memperkuat karakter siswa. Termasuk pendidikan anti korupsi. “Sebagai sekolah Adiwiyata, kami mengelola sampah dengan baik. Kemudian ada materi yang masuk akal di media sosial dan menghindari hoaks. Kami ingin memperkuat karakter siswa dalam hal profil siswa Pancasila,” katanya.

Ketua Panitia SMPN 1 Jogonalan Supardiyono mengapresiasi MPLS. Secara khusus, lentera terbuat dari limbah limbah. “Memungkinkan mahasiswa untuk mengolah sampah menjadi produk kreatif,” ujarnya.

Pada saat yang sama, Jaka Supriyanto, Camat Karangnongko, yang hadir pada acara penutupan MPLS, juga datang untuk mengucapkan terima kasih. Ia juga menerima ratusan lampion dari botol air mineral bekas untuk diteruskan ke Komunitas Perawatan Sungai Potain.

“Ini merupakan kerjasama yang cerdas antara SMPN 1 Jogonalan dengan masyarakat peduli sungai. Khususnya dalam pengelolaan sampah. Semoga melalui MPLS ini, siswa SMPN 1 Jogonalan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya,” ujarnya. (ren/fer/bendungan)